Hadits 'Alawiyyah (Hadits Tentang Kedatangan Imam Mahdi)

Oleh:
As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah.

    Beberapa hadits shahih yang menunjukkan tentang munculnya Imam Mahdi 'alaihissalam. Beliau akan datang pada akhir zaman dan termasuk salah satu di antara tanda-tanda kiamat. Di antara hadits-hadits tersebut
adalah:
  1. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:"Akan keluar di masa akhir kehidupan ummatku Mahdi. Allah memberi air kepadanya berupa hujan, bumi pun mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, memberi harta yang banyak, ternak yang banyak, ummat pun teragungkan, di hidup selama tujuh tahun atau delapan tahun." [(Mustadrak Al-Hakim 4/557-558). Dia (Al-Hakim) berkata: Ini hadits shahih sanadnya, sekalipun Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Berkata Al-Albani: Ini sanad yang shahih, rijalnya tsiqat. (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 2/336)]
  2. Dan dari Ali Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:"Mahdi dari golongan kita, ahlul bait. Allah mengislahkannya satu malam." [Musnad Ahmad 2/58, footnote no. 645 tahqiq Ahmad Syakir dan dia berkata: sanadnya shahih; dan Sunan Ibnu Majah 2/1367. Hadits ini dishahihkan juga oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'ush Shaghir 6753.]
  3. Dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:"Mahdi adalah dari golonganku, lebar keningnya, lurus rambutnya dari depan keningnya, mancung hidungnya (artinya hidungnya panjang, tapis di tengahnya cembung). Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhinya bumi dengan kejahatan dan kezhaliman. Dia akan berkuasa selama tujuh tahun." [Sunan Abu Dawud, kitab Al-Mahdi 11/375 footnote 4265, Mustadrak Al-Hakim 4/557, dan dia berkata: Ini adalah hadits shahih berdasarkan syarat muslim, tapi Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkan hadits ini. Hadits ini terdapat pula di Shahih Al-Jami' 6736]
  4. Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata:"Mahdi dari keluargaku (artinya dari nasabku dari ahlu baitku) dari turunan Fatimah." [Sunan Abu Daud 11/373 dan Sunan Ibnu Majah 2/1368. Berkata Al-Albani dalam Shahih Al-Jami': "Shahih" 6734]
  5. Dari Jabir Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata:"Isa bin Maryam akan turun, lalu berkata amir mereka, yaitu Mahdi: 'Mari shalatlah bersama-sama kami'. Lalu dia (Isa) menjawab: 'Tidak, karena sebagian kalian menjadi amir bagi sebagian yang lain sebagai kemuliaan dari Allah untuk ummat ini'." Hadits ini terdapat dalam Shahih Muslim dengan lafazh: "Maka turunlah Isa bin Maryam 'Alaihi Salam, lalu berkatalah amir mereka (muslimin): 'Marilah shalat menjadi imam kami,' Dia menjawab: 'Tidak, karena sebagian kalian menjadi imam bagi sebagian yang lain sebagai kemuliaan dari Allah untuk ummat ini." (HR. Muslim 225)
  6. Dan dari Abu Sa'id Al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, dia berkata: Telah berkata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam:"Di antara kita ada orang yang Isa bin Maryam shalat di belakangnya" [HR. Abu Nu'aim dalam berita tentang Mahdi, dan berkata Al-Albani: "Shahih", lihat Al-Jami'us Shaghir 8/219 footnote 5796]
  7. Dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, beliau berkata:"Tidak akan musnah atau tidak akan berakhir dunia ini sehingga ada seorang dari ahli baitku menguasai bangsa Arab. Namanya sesuai dengan namaku." [Musnad Ahmad 5/199 footnote 3573].

Hadits-hadits tentang kemunculan Mahdi mencapai derajat mutawatir maknawi sebagaimana diterangkan olehbeberapa imam dan ulama. Berikut ini akan dinukil beberapa pendapat mereka:
  1. Berkata Al-Hafizh Abul Hasan Al-Abiriy"Kabar dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang menerangkan tentang Mahdi banyak dan mutawatir. Dia adalah dari ahli baitku dan dia akan berkuasa selama 7 tahun, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan, dan Isa alaihissalam akan keluar dan membantunya dalam membunuh Dajjal, dan dia akan mengimami ummat ini dan Isa akan shalat di belakangnya."
  2. Muhammad Al-Barzanji berkata di dalam kitabnya Al-Isya'ah li Asyratis Sa'ah: "Bab ketiga tentang tanda besar dari tanda telah dekatnya kiamat sangat banyak. Di antaranya adalah Mahdi dan dia merupakan tanda yang pertama. Dan ketahuilah bahwa hadits-hadits yang ada tentang dia dengan berbagai jalan periwayatannya hampir tak terhitung." Dia pun berkata: "Saya telah mengetahui bahwa hadits tentang adanya Mahdi dan akan keluarnya dia pada akhir zaman, dan termasuk dari keluarga Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dari turunan Fatimah mencapai derajat mutawatir maknawi, maka tidak alasan untuk mengingkarinya."
  3. Berkata Al-'Allamah Muhammad As-Safarini: "Riwayat-riwayat tentang akan keluarnya Mahdi sangat banyak sampai mencapai mutawatir maknawi dan tersebar di kalangan ulama sunnah sampai dianggap menjadi bagian dari aqidah mereka." Kemudian para ulama menyebutkan hadits-hadits dan atsar-atsar tentang akan keluarnya Mahdi dan beberapa nama sahabat yang meriwayatkannya, lalu mereka berkata: "Beberapa sahabat, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan telah meriwayatkan hal ini dengan riwayat yang bermacam-macam, dan dari tabi'in setelah mereka yang kesemuanya menunjukkkan ilmu yang pasti. Maka beriman kepada akan keluarnya Mahdi adalah wajib sebagaimana hal tersebut telah ditetapkan di kalangan ahli ilmu dan dimasukkan ke dalam aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah."
  4. Berkata Al-'Allamah Al-Mujtahid Asy-Syaukani: "Hadits-hadits tentang kemutawatiran riwayat tentang Mahdi yang ditunggu-tunggu wajib kita yakini mencapai 50 hadits. Ada yang shahih, hasan, dan dhaif dan itu adalah berita yang mutawatir tanpa diragukan, tanpa syubhat. Bahkan, juga dianggap mutawatir dalam semua istilah yang ada dalam ilmu ushul. Adapun atsar dari shahabat yang menjelaskan Mahdi sangat banyak sekali yang dihukumi marfu' (sampai kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, pent.). Oleh karena itu tidak ada celah untuk ijtihad dalam masalah seperti ini."
  5. Berkata Al-'Allamah Shidiq Hasan Khan: "Hadits-hadits yang ada tentang Mahdi dengan berbagai macam riwayatnya banyak sekali hingga mencapai derajat mutawatir maknawi. Hadits-hadits tersebut ada di dalam sunan dan kitab-kitab hadits yang lainnya, baik mu'jam ataupun musnad."
  6. Berkata Syaikh Muhammad bin Ja'far Al-Kitani: "Kesimpulannya, hadits-hadits yang ada tentang Mahdi yang ditunggu-tunggu adalah mutawatir. Demikian juga yang ada tentang Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam alaihissalam." [lihat kitab Asyratus Sa'ah karya Yusuf bin Abdullah Al-Wabil hal. 195-203 (dalam edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Pustaka Mantiq Solo, hal. 197-205), ed.]

    Hal lain yang harus diketahui pula adalah bahwa banyak pendusta yang memalsukan hadits-hadits tentang Mahdi alaihissalam atau dalam hal menganggap para pendusta bahwa mereka adalah Mahdi, atau anggapan bahwa Mahdi bukanlah kelompok Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti beberapa orang dajjal yang mengaku Mahdi sebagai upaya penipuan terhadap manusia dan sekedar memperoleh keuntungan duni juga untuk memberikan gambaran yang jelek tentang Islam, bahkan sebagian dari mereka telah melakukan gerakan revolusioner dan
mengumpulkan orang-orang yang mereka perdayai yang bisa mereka manfaatkan, kemudian setelah itu binasalah
mereka, dan terbuktilah kebohongan mereka, terbukalah kedok mereka dan kemunafikan mereka. Semua itu tidak
membahayakan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah tentang Mahdi, dan dia pasti akan keluar untuk menghukumi bumi
dengan syariat Islam.

ETIMOLOGI AL-MAHDI

Imam Mahdī (Arab الإمام المهدي, Muhammad al-Mahdī, Mahdi; "Seseorang yang memandu") adalah seorang muslim berusia muda yang akan dipilih oleh Allah untuk menghancurkan semua kezaliman dan menegakkan keadilan di muka bumi sebelum datangnya hari kiamat. Hal ini diterangkan dalam sebuah hadist nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani.
Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun. (HR. Thabrani) ”
Hadist lain yang menerangkan tentang kedatangan Imam Mahdi adalah sebagai berikut:
“ Telah bersabda Rasulullah SAW, "Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya. (HR. Muslim dan Ahmad)
Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat diartikan secara bebas bermakna "Pemimpin yang telah diberi petunjuk". Dalam bahasa Arab, kata Imam berarti "pemimpin", sedangkan Mahdi berarti "orang yang mendapat petunjuk". Nama Imam Mahdi sebenarnya seperti yang disebutkan dalam hadist di atas, ia bernama Muhammad (seperti nama Nabi Muhammad), nama ayahnya pun sama seperti nama ayah Nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah. Nama Imam Mahdi sama persis dengan Rasulullah SAW yaitu Muhammad bin Abdullah. Sementara Ulama' Syi'ah menafsirkan Al-Mahdi adalah Muhammad bin Hasan Al-Askari.  Sementara Ahli Sejarah dan Ahli Nasab menyebutkan bahwa nama asli Imam Hasan Al-Askari adalah Abdullah. Menurut Ulama' Sufi tentang siapa Imam Mahdi, mereka menerangkan bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah yang bergelar Hasan Al-Askari. Wallahu a'lamu bish shawwab

CIRI-CIRI IMAM MAHDI

Tidak ada seorang pun dimuka bumi ini yang mengetahui tentang Imam Mahdi dan ciri-cirinya , kecuali Rasulullah, karena Rasululah dibimbing oleh wahyu. Oleh karena itu bagi kita sebaik-baiknya tempat untuk merujuk tentang perkara ini adalah apa yang baginda Rasulullah katakan dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:

Telah bersabda Rasulullah SAW:
Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun. (HR. Abu Dawud dan al-Hakim)
Telah bersabda Rasulullah SAW:
Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)


IMAM MAHDI MENURUT ILMU NASAB dan ESKATOLOGI ISLAM

Dari  beberapa riwayat ulama' ahli Nasab dan Ulama' Sufi yang bertemu dengan Al-Mahdi di alam Kasysyaf (alam Ruhani) menjelaskan bahwa Nasab Imam Al-Mahdi adalah:
  1. Nabi Muhammad Rasulullah bin Abdullah, berputera:
  2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra, berputera:
  3. Imam Al-Husain, berputera:
  4. Imam 'Ali Zainal Abidin As-Sajjad, berputera:
  5. Imam Muhammad Al-Baqir, berputera:
  6. Imam Ja'far Ash-Shadiq, berputera:
  7. Imam Musa Al-Kazhim, berputera:
  8. Imam 'Ali Ar-Ridho, berputera:
  9. Imam Muhammad Al-Jawwad, berputera:
  10. Imam Ali Al-Hadi yang bergelar Imam Ali An-Naqi, berputera:
  11. Imam Hasan Al-Askari yang bernama asli Abdullah bin Ali Al-Hadi, berputera:
  12. Imam Muhammad Al-Mahdi bin Abdullah (Hasan Al-Askari Al-Husaini).

KEMUNCULAN IMAM MAHDI

Kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi itu sendiri melainkan karena takdir Allah yang pasti berlaku. Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah SWT mengislahkannya dalam suatu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist berikut:

“ Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) ”
Kemunculan Imam Mahdi akan di dahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist berikut:

Aisyah Ummul Mukminin RA telah berkata:

“ Pada suatu hari tubuh Rasulullah SAW bergetar dalam tidurnya. Lalu kami bertanya, 'Mengapa engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan wahai Rasulullah?' Rasulullah SAW menjawab, 'Akan terjadi suatu keanehan, yaitu bahwa sekelompok orang dari umatku akan berangkat menuju baitullah (Ka'bah) untuk memburu seorang laki-laki Quraisy yang pergi mengungsi ke Ka'bah. Sehingga apabila orang-orang tersebut telah sampai ke padang pasir, maka mereka ditelan bumi.' Kemudian kami bertanya, 'Bukankah di jalan padang pasir itu terdapat bermacam-macam orang?' Beliau menjawab, 'Benar, di antara mereka yang ditelan bumi tersebut ada yang sengaja pergi untuk berperang, dan ada pula yang dipaksa untuk berperang, serta ada pula orang yang sedang berada dalam suatu perjalanan, akan tetapi mereka binasa dalam satu waktu dan tempat yang sama. Sedangkan mereka berasal dari arah (niat) yang berbeda-beda. Kemudian Allah SWT akan membangkitkan mereka pada hari berbangkit, menurut niat mereka masing-masing. (HR. Bukhary, Muslim) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Seorang laki-laki akan datang ke Baitullah (Ka'bah), maka diutuslah suatu utusan (oleh penguasa) untuk mengejarnya. Dan ketika mereka telah sampai di suatu gurun pasir, maka mereka terbenam ditelan bumi. (HR. Muslim) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Suatu kaum yang mempunyai jumlah dan kekuatan yang tidak berarti akan kembali ke Baitullah. Lalu diutuslah (oleh penguasa) sekelompok tentara untuk mengejar mereka, sehingga apabila mereka telah sampai pada suatu padang pasir, maka mereka ditelan bumi. (HR. Muslim) ”

Telah bersabda Rasullah SAW:
“ Sungguh, Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka. (HR. Muslim, Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah. (HR. Ahmad, Abu Dawud) ”

Telah bersabda Rasulullah SAW:
“ Suatu pasukan dari umatku akan datang dari arah negeri Syam ke Baitullah (Ka'bah) untuk mengejar seorang laki-laki yang akan dijaga Allah dari mereka. (HR. Ahmad)

KEPEMIMPINAN IMAM MAHDI

Dalam hadist yang disebutkan di atas Imam Mahdi akan memimpin selama 7 atau 8 atau 9 tahun. Semasa kepemimpinannya Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kedzaliman akan tumbang takluk dibawah kekuasaanya.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam Mahdi serta pengikutnya.
Kekuasaan dan kehebatan Dajjal bukanlah lawan tanding Imam Mahdi oleh karena itu sesuai dengan takdir Allah, maka Allah SWT akan menurunkan Nabi Isa dari langit yang bertugas membunuh Dajjal. Imam Mahdi dan Nabi Isa akan bersama-sama memerangi Dajjal dan pengikutnya, hingga Dajjal mati ditombak oleh Nabi Isa di "Pintu Lud" dalam kompleks Al-Aqsa.

Wallaahu A'lamu Bish Showwab  (Hanya Allah yang Maha Mengetahui Kebenarannya, kami hanya mengikuti petunjuk-NYA)

REFERENSI/ DAFTAR PUSTAKA :
  1. Amin Muhammad Jamaluddin, Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi, dan Munculnya Dajjal
  2. Musnad Ahmad 2/58, footnote no. 645
  3. Musnad Ahmad 5/199 footnote 3573
  4. Mustadrak Al-Hakim 4/557-558
  5. Muhammad Al-Barzanji, Al-Isya'ah li Asyratis Sa'ah
  6. Shahih Al-Jami'ush Shaghir 6753.
  7. Shahih Al-Jami'us Shaghir 8/219 footnote 5796
  8. Shahih Al-Jami' 6734
  9. Shahih Al-Jami' 6736
  10. Shahih Muslim 225
  11. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah 2/336
  12. Sunan Abu Dawud, kitab Al-Mahdi 11/375 footnote 4265
  13. Sunan Abu Dawud 11/373
  14. Sunan Ibnu Majah 2/1367
  15. Sunan Ibnu Majah 2/1368
  16. Yusuf bin Abdullah Al-Wabil, Asyratus Sa'ah, hal. 195-203

Ulasan Silsilah Genealogys Akbar Ke Berbagai Jalur Leluhur Dari Sunan Kalijaga & Para Pemimpin Awal Tuban



Selama ini beredar berbagai versi silsilah Sunan Kalijaga, ada yang menyambungkan beliau sebagai keturunan Jawa Asli, ada yang menyebut beliau sebagai Keturunan Nabi Muhammad & ada yang menyebut beliau sebagai Keturunan Sayyidina Abbas Paman Nabi. Maksud tulisan ini adalah sebagai penengah dan untuk memperjelas bahwasanya Sunan Kalijaga secara nasab memang betul keturunan Nabi Muhammad namun memang mempunyai silsilah tautan dr garis perempuan yang bersambung ke bangsawan Jawa & ke Paman Nabi Sayyidina Abbas,..

I. SILSILAH TAUTAN SUNAN KALIJAGA KE LELUHUR PARA PEMIMPIN LOKAL NUSANTARA

Ketika Penulis mempelajari data yang obyektif dalam sejarah para Bupati Tuban, dalam Babad Tuban (6). Penulis menemukan titik temu antara data silsilah Sunan Kalijaga dari berbagai versi. Penulis menyebutnya obyektif karena data tersebut sebenarnya bukanlah data subyektif silsilah Sunan Kalijaga yang versinya amat tergantung dengan keyakinan masing-masing penjaganya, bahkan data tersebut hanya menyebutkan tentang nama para bupatinya saja tanpa menyebut nama Sunan Kalijaga yang bukan merupakan bupati Tuban. Namun demikian karena sudah teramat masyhur di semua versi bahwasanya Sunan Kalijaga adalah putra kandung bupati Tuban yang bernama Wilatikta, sehingga data sejarah tersebut dapat disusun sebagai silsilah genealogis yang akan kita didapati sebagai berikut : 

1.     Prabu Banjaransari
2.     Raden Arya Metahun
3.     Bupati Lumajang Tengah Raden Arya Randu Kuning./ Kyai Ageng / Kyai Gede Lebe Lontong
4.     Bupati Gumenggeng Raden Arya Bangah; Bekas kabupaten tersebut sekarang menjadi Desa Banjaragung (Kecamatan Rengel)
5.     Bupati Lumajang Raden Arya Dandang Miring
6.    Bupati Tuban ke-1 Raden Dandang Wacana / Kyai Gede Papringan, BERPUTRI
7.     Nyai Ageng Lanang Jaya / Nyai Lanang Baya [Istri Kyai Lanang Baya lihat Jalur Silsilah III, point 20]
8.     Bupati Tuban ke-2 Haryo Ronggo Lawe / Rangga Teja Laku / Syeikh Jali Al-Khalwati / Syekh Khawaji [Dimasa ini Tuban di bawah kekuasaan Majapahit]
9.     Bupati Tuban ke-3 Haryo Siro Lawe
10.   Bupati Tuban ke-4 Haryo Siro Wenang
11.   Bupati Tuban ke-5 Haryo Lana / Arya Teja I
12.  Bupati Tuban ke-6 Haryo Dikoro / Arya Teja II BERPUTRI
13.   Raden Ayu Hariyo Tejo berputra (Istri dari Bupati Tuban ke-7 Hariyo Tejo / Maulana Mansur, Lihat jalur Silsilah II point)
[Di masa ini & masa putra beliau adalah masa transisi kepenguasaan akan Tuban dari Majapahit ke Demak]
14.   Bupati Tuban ke-8 Raden Hariyo Wilatikta / Raden Ahmad Sahuri berputra
15.   SUNAN KALIJAGA

Ternyata dari data tersebut di atas point 7 & 13 adalah nenek moyang dari garis perempuan Sunan Kalijaga yang datanya akibat kesubyektifitas dan atau distorsi informasi & komunikasi terbaur antara leluhur dari garis laki & perempuan dalam versi lain. Hal ini kerap terlewatkan, lantas begitu saja menghubungkan Silsilah Sunan Kalijaga ke leluhur beliau sebagai garis laki padahal ada yang berasal dari tautan perempuan dan sebaliknya. Sehingga data ini menjadi acuan penting dalam mencari titik temu tiap-tiap versi yang penulis yakini masing2 memiliki latar belakang kebenaran & latar belakang historis akan penjagaannya.

Bila kita perhatikan data di atas pada point 12-13 dari sumber (6) Babad Tuban, disebutkan bahwa Hariyo Tejo menjadi pemimpin Tuban dikarenakan menikahi putri pemimpin Tuban sebelumnya. Babad Tuban, menyebutkan pula bahwa Arya Teja bukanlah seorang pribumi jawa. Ia berasal dari kalangan masyarakat Arab dan merupakan seorang ulama sedangkan muasal beliau disebut sebagai saudara / masih memiliki kekerabatan dengan Sunan Ampel, sehingga data ini amat pas dan menjadi titik temu dengan versi silsilah Sunan Kalijaga sebagai sayyid keluarga Azmatkhan yang bisa dilihat di Jalur Silsilah II.
Lantas bila kita perhatikan data di atas point 6,7, 8 maka akan kita dapati titik temu dengan versi Silsilah Sunan Kalijaga yang bersambung ke Sayyidina Abbas sebagaimana dapat dilihat di Jalur Silsilah III khususnya point 20 & 21. Karena nama terkait di berbagai sumber, masyhur bersambung secara nasab garis laki ke Sayyidina ABBAS.   

Sehingga dapat disimpulkan berbagai versi muasal genealogis Sunan Kalijaga baik yang dari versi keturunan local pribumi Jawa, keturunan Nabi Muhammad & keturunan Sayyidina Abbas ternyata sama2 memiliki latar belakang kebenarannya dan titik temunya masing-masing yang selama ini terbaur lantas tidak difahami tautan jalurnya. Hal ini diakibatkan kebudayaan & kebiasaan nusantara yang menisbatkan leluhur baik dari garis laki maupun perempuan lantas terbaur. Ketika ini terfahami & diletakkan pada tempatnya masing-masing, penulis malah menghargai kebiasaan penisbatan tersebut sehingga bisa mengenali leluhur dari suatu tokoh bersejarah secara objektif mana yang dari garis lakinya maupun yang dari garis perempuannya.

II. SILSILAH NASAB SUNAN KALIJAGA AZMATKHAN KE NABI MUHAMMAD

Data Pendukung bahwasanya Sunan Kalijaga sayyid keturunan Nabi adalah dari keselarasan dgn kisah Babad Tuban sebagaimana disebut di atas. Kitab Syajaroh & Tarikh Al Azamat Khan  dikutip dalam “Sejarah  & Silsilah dari Nabi Muhammad SAW ke Walisongo oleh Drs. Aburumi Zainal Lc. – Habib Zainal Abidin Assegaf menuliskan secara jelas nasab beliau sebagaimana di bawah ini, begitu pula Kitab Syamsud Dhahirah, Karya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur sebagai data Rabithah Alawiyyah dan Kitab Nasab Wali Songo, juga Karya Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini.

Silsilah ini juga sesuai dengan keterangan Profesor Husaini Jayadiningrat didalam bukunya yang menceritakan bahwa dalam tradisi Cirebon terdapat Silsilah Sunan Kalijogo yang diurutkan hingga sampai kepada Rasulullah SAW, begitu pula keterangan Van Den Berg dan Hj de Graff, sesuai dengan kisah Tome Pires.
Sunan Kalijaga juga menikahi 4 Syarifah putri para anggota Walisongo sehingga secara fiqih mengenai pernikahan kafaah nasab pd syarifah, makin menguatkan fakta bahwasanya Sunan Kalijaga adalah Sayyid turunan Nabi Muhammad.

1.        Nabi Muhammad Rasulullah
2.        Sayyidah Fathimah Az-Zahra
3.        Al-Husain
4.        Ali Zainal Abidin
5.        Muhammad Al-Baqi
6.        Ja’far Shadiq
7.        Ali Al-Uraidhi
8.        Muhammad
9.        Isa
10.     Ahmad Al-Muhajir
11.     Ubaidillah
12.     Alwi
13.     Muhammad
14.     Alwi
15.     Ali Khali’ Qasam
16.     Muhammad Shahib Marbath
17.     Alwi Ammil Faqih
18.     Abdul Malik Azmatkhan
19.     Abdullah
20.     Ahmad Jalaluddin
21.     Ali Nuruddin
22.     Maulana Mansur (8.a,b,c)/ Tumenggung Tuban (8.a,b)/ Bupati Tuban ke-7 Hariyo Tejo (1,2,3,4,5,6) / Syekh Subakir alias Muhammad Al-Baqir (8c)
23.     Ahmad Sahuri alias Raden Sahur alias Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban ke-8)
24.     SUNAN KALIJAGA alias Raden Said alias Lokajaya alias Syekh Malaya alias Pangeran Tuban alias Muhammad Abdussyahid (Generasi ke-24 dari Rasul, Turunan Rasul ke-23)

III. SILSILAH TAUTAN SUNAN KALIJAGA KE SAYYIDINA ABBAS PAMAN NB MUHAMMAD

1.       Sayyidina ABBAS r.a bin Abdul Muthalib [Paman dari Nabi Muhammad SAW] (Sumber sebagai leluhur Sunan Kalijaga 1,2,3,5)
Menurut sumber 7.b Abbas memiliki 5 orang keturunan, diantaranya adalah

a. Abdullah bin Abbas, yang kerap disebut pula Ibnu Abbas. Dia pernah menjadi gubernur di Basrah pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dia meninggal dan dikuburkan di Thaif, Arab Saudi.
b. Ubaidillah bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Yaman pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Madinah.
c. Fahdl bin Abbas, dikuburkan di Syam.
d. Qutsam bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Bahrain pada masa Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Samarkand
e. Ma'bad bin Abbas, pernah menjadi gubernur di Mekkah pada masa kekuasaan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan dikuburkan di Afrika
Silsilah Sunan Kalijaga yang bersambung ke Abbas menyebutkan melalui nama Abdullah, ada yang menuliskan dengan tambahan “Al-Baghdadi” yang bermaksud  leluhur beliau pernah di negeri Irak, secara fakta Abdullah bin Abbas adalah satu2nya Putra Abbas yang pernah menjabat sebagai Gubernur di Irak, namun lebih tepatnya di Basrah-Irak. Istilah Al-Baghdadi pada silsilah leluhur Sunan Kalijaga mengindikasikan leluhur beliau adalah keturunan dari Sayyidina Abbas yang dari jalur daerah Irak. Ada yang menduga leluhur Sunan Kalijaga adalah dari Dinasti Abbasiyah Baghdad, namun penelitian penulis dari nama-nama leluhur yang tercantum tidak mengindikasikan kepada para Sultan Dinasti Abbasiyyah Baghdad yang penulis juga pegang datanya. Data leluhur Sunan Kalijaga versi ke Sayyidina Abbas yang ada, hanya mengindikasikan leluhur beliau dari daerah Irak, tidak ada yang mengindikasikan sebagai keturunan para atau beberapa Sultan Dinasti Abbasiyyah. Lantas bila kemudian kita temukan nama leluhur Sunan Kalijaga yang tidak lazim secara bahasa Arab, itu mengindikasikan leluhur beliau ada yang pindah & berbaur ke daerah Persia yang tidak begitu jauh dari Irak, bahkan pada masa tertentu Irak adalah bagian dari Persia. (Contoh nama Kharmia / Kharmis dll adalah nama dari daerah Persia).

2.    Abdullah ibnu Abbas ra (Sepupu Nabi Muhammad & Ali bin Abi Thalib) (7.b&c)
3.    Ali bin Abdullah (7.c&d) [Satu2 nya keturunan dari Abdullah bin Abbas yang tercatat sejarah secara resmi & mayshur]
4.    Abdullah “Al-Akbar” (7.d) / Abdallah “Azhar” (2) / Abdul “Wakhid” (3) / Syekh Abdul “Wahid” Qurnqin Al Baghdadi (1)

(Istilah Al-Akbar, Azhar, & Wahid sama2 mempunyai makna yang merujuk sebagai yang paling besar, karena beliau mempunyai adik yang lebih kecil juga bernama sama yakni Abdullah dengan gelar Abdullah Al-Ashgar yang pergi ke daerah Syam 7.d)

5.     Wakhis (2) / Syekh Waqid Arumni (1)
6.     Mudzakir (2&3)/ Syekh Mudzakir Arumni (1)
7.     Abdullah (2&3)
8.     Kharmia (3) / Kharmis (2)  
9.     Mubarak (2&3)
10.   Abdullah (2&3)
11.   Ma'ruf (2) / Madhra’uf (3)
12.   Arifin (2&3)
13.   Hasanuddin (2&3)
14.   Jamal (2&3)
15.   Ahmad (2&3)
16.   Abdullah (2&3)
17.   Abbas (2&3)
18.   Kouramas (3)/ Khurames (2)/ Syekh Kharamis (1)
19.   Syekh Abdullah (1)
20.   Syekh Abdurrahman (1&2)/ Abdur Rakhim (3)/ Kyai Lanang Baya (5&6)

[Suami dari Nyai Lanang Baya dengan jalur lihat Silsilah I Point 7]

21.   Bupati Tuban ke-2 Haryo Ronggo Lawe (4,5,6)/ Rangga Teja Laku (1,2,3) / Syeikh Jali Al-Khalwati (1&5)/ Syekh Khawaji (1)

[Sumber 4&6 tidak membahas silsilah beliau ke atas, sebagaimana ditulis diatas, namun hampir semua sumber silsilah Kalijaga yang terkait, baik ke data leluhur local maupun ke leluhur zuriyyat bani Abbas memiliki titik temu pada nama terakhir diatas. Sumber 5&6 menyebut beliau sebagai cucu dari garis ibu beliau ke penguasa lokal Tuban sebelumnya yakni Raden Dandang Wacana / Kyai Gede Papringan.  Semua sumber lain yang terkait, masyhur mengenal beliau sebagai keturunan arab melalui Sayyidina Abbas yang bekerja di bawah pemerintahan Majapahit dengan silsilah secara garis besar sebagaimana tersebut di atas]

[Pada masa ini Tuban memang berada di bawah kekuasaan Majapahit]

22.   Bupati Tuban ke-3 Haryo Siro Lawe (5&6)
23.   Bupati Tuban ke-4 Haryo Siro Wenang (5&6)
24.   Bupati Tuban ke-5 Haryo Lana (5&6)/Arya Teja I (1&4)
25.   Bupati Tuban ke-6 Haryo Dikoro (5&6)/ Arya Teja II (1&4) BERPUTRI *(6)

[Putri beliau sebagai istri dari penguasa Tuban selanjutnya yang dari Arab secara objektif dapat kita temukan pada sumber no.6 pada Babad Tuban yang menjelaskan tentang sejarah para Bupati Tuban]

26.   Raden Ayu Haryo Tejo [Istri dari Bupati Tuban ke-7 Haryo Tejo Kusumo (1,2,4,5,6) / Arya Teja III (4)/

[Pada masa ini & masa putra beliau adalah masa transisi kepenguasaan akan Tuban dari Kerajaan Majapahit ke Kerajaan Demak]

27.   Bupati Tuban ke-8 Tumenggung Wilatikta
28.   SUNAN KALIJAGA / Raden Said / Jaka Said / Syekh Malaya / Lokajaya / Raden Abdurraman / Pangeran Tuban / Muhammad Abdussyahid

Sebagai perbandingan Sunan Kalijaga disini sebagai turunan sepupu nabi Abdullah bin Abbas ke 26 generasi ke 27 sedangkan dari Nabi Muhammad turunan ke 23 generasi ke 24.. Hal ini masih masuk akal secara karena diantara sesame turunan nabi lazim ditemukan sejamannya generasi ke 38 dgn yg ke 42.

Alasan-alasan Silsilah ke atas Sunan Kalijaga ke Rasul di kalangan keluarga besar keturunannya kurang dikenal  adalah karena :
1.        dikarenakan kerabat keluarga besar beliau amat jarang mengedepankan nasab, demi dakwah membaur & merakyat, sehingga sebagian besar keturunan kehilangan data silsilah ke atas beliau yang bersambung ke Nabi Muhammad, apalagi Sunan Kalijaga merupakan anggota Walisongo yang paling membaur dengan rakyat kebanyakan, termasuk dalam budayanya.
2.        Selain itu kerabat keluarga besar beliau di daerah asal beliau Tuban, para penguasa Tuban selepas ayahnya adalah dzuriyyat keturunan Haryo Dikoro yang bukan merupakan itrah keturunan Nabi Muhammad. Sehingga jalur silsilah leluhur para pemimpin Tuban ke Abbas atau ke leluhur lokal Jawa mereka lebih dikenal, lantas silsilah nasab keturunan Sunan Kalijaga terbaur dengan silsilah nasab keluarga besar mereka di Tuban, dikarenakan pula pembauran dengan budaya Jawa yang menyambungkan keturunan baik dari garis laki & perempuan sehingga datanya terbaur
3.        Kemungkinan lain akibat pengaruh penjajah pula sehingga silsilah Sunan Kalijaga ke Rasul amat jarang dikenal oleh keluarga keturunannya kecuali oleh sedikit yang terpercaya kredibilitasnya dalam kepedulian akan pelestarian data nasab keluarga ini serta telah banyak berkorban, sehingga Habaib ahli nasab yang meneliti & mempelajari secara hati-hati Silsilah Walisongo ke Rasul turut pula yakin menyertakan Sunan Kalijaga & putra beliau Sunan Muria sebagai Sayyid keturunan Nabi Muhammad, bagian dari Keluarga Besar garis laki Azmatkhan Ba’alawy Al-Husaini.
4.        Ada yang meyakini Sunan Kalijaga bukan keturunan langsung Nabi akibat kisah subjektif daerah tertentu yang mengisahkan Sunan Kalijaga tidak dapat bertahan sebagai Wali Qutub sebagaimana gurunya akibat bukan keturunan langsung Nabi. Menurut pendapat penulis setiap kisah tentang posisi maqam spiritual anggota walisongo tertentu yang lebih tinggi dari yang lain lantas berbeda-beda di tiap daerah & tiap keturunannya, merupakan hal yang dekat dengan peranan pengaruh penjajah dalam memecah belah dzuriyyat keluarga besar keturunan  Walisongo. Al-Quran saja di ayat terakhir ke-2 Surat Al-Baqarah melarang kita untuk membeda-bedakan nabi-Nya, begitu pula seharusnya terhadap Wali-Nya.   

IV. PARA BUPATI TUBAN SELEPAS WILATIKTA YANG MERUPAKAN DZURIYYAT AHLUL BAYT ITRAH SAYYIDINA ABBAS RA

(Pergantian kepemimpinan selain antara ayah ke anak juga antara mertua ke menantu, kakak ke adik serta paman ke keponakan)
§                                 Bupati Tuban ke-9 Kyai Ageng Ngraseh BIN Bupati Tuban ke-6 Haryo Dikoro (Adik Ipar Bupati Tuban ke-7, Paman jalur ibu sekaligus menantu dari Bupati Tuban sebelumnya / Bupati ke-8 Tumenggung Wilatika)
§                                 Bupati Tuban ke-10 Kyai Ageng Gegilang BIN Bupati Tuban ke-9
§                                 Bupati Tuban ke-11 Kyai Ageng Batabang BIN Bupati Tuban ke-10
§                                 Bupati Tuban ke-12 Raden Hariyo Balewot BIN Bupati Tuban ke-11; mempunyai 2 orang putra yakni Pangeran Sekartanjung (Bupati Tuban ke-13) dan Pangeran Ngangsar (Bupati Tuban ke-14)
§                                 Bupati Tuban ke-13 Pangeran Sekartanjung BIN Bupati Tuban ke-12 [mempunyai putra 2 orang yaitu Pangeran Hariyo Permalat (Bupati Tuban ke-15) dan Hariyo Salampe (Bupati Tuban ke-16)
§                                 Bupati Tuban ke-14  Pangeran Ngangsar BIN Bupati Tuban ke-12 (adik dari Bupati sebelumnya)
§                                 Bupati Tuban ke-15 Pangeran Hariyo Permalat BIN Bupati Tuban ke-13 (keponakan dari Bupati sebelumnya); menikahi putri Sultan Pajang Jaka Tingkir berputra Pangeran Dalem (Bupati Tuban ke-17)
[Pada masa ini Tuban berada di bawah kekuasaan kerajaan Pajang, karena Kerajaan Pajang tidak bertahan lama, lantas penguasaan akan daerah Jawa secara umum dan Tuban secara khusus, digantikan oleh Kerajaan Mataram]
§                                 Bupati Tuban ke-16 Hariyo Salampe BIN Bupati Tuban ke-13 (adik dari Bupati sebelumnya)
§                                 Bupati Tuban ke-17 Pangeran Dalem BIN Bupati Tuban ke-15 (keponakan dari Bupati sebelumnya)
[Pada masa ini Tuban melakukan perlawanan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mataram]

Tahun 1619 Pangeran Dalem kalah dalam perlawanan beliau melawan Pasukan Mataram di bawah pimpinan Pangeran Pojok (lantas menjadi Bupati Tuban ke-18) dari Mataram pada masa kekuasaan Sultan Agung Mataram.  Pangeran Dalem lantas melarikan diri ke Pulau Bawean. Tetapi di Pulau Bawean beliau tidak lama tinggal, kemudian pergi ke Desa Rajekwesi (Bojonegoro sekarang). Pada waktu itu Rajekwesi masih merupakan hutan dan di bawah pemerintahan Jipang Panolan. Setelah menetap 5 tahun lamanya di Rajekwesi, Pangeran Dalem mangkat dan dimakamkan di Desa Kadipaten terletak di sebelah timur Kota Bojonegoro. Hingga kini makam tersebut masih ada, terkenal dengan nama makam Buyut Dalem. (Dengan sebutan “buyut” besar kemungkinan beliau meninggalkan keturunan yang masytur)

Selepas Bupati Tuban ke-17, Tuban tidak lagi dipimpin oleh Trah keturunan dari leluhur pemuka Tuban di atas, namun oleh para pemimpin yang ditunjuk Penguasa yang memiliki otoritas akan Tuban. Seandainya pun memiliki kekerabatan dengan keluarga ini setidaknya hubungan tersebut belum dikenal.

V. MENGENAI LEMBU SURO – [HUBUNGAN KEKERABATAN ANTARA PEMIMPIN TUBAN - RAJA SURABAYA - RAJA MAJAPAHIT & KELUARGA SUNAN AMPEL]

Terdapat versi yang menyebutkan diantara leluhur Sunan Kalijaga ke para pemimpin Tuban diantaranya terdapat yang menjadi Pemimpin Surabaya di masa lalu, yakni Lembu Suro (ada yang menyebut beliau sebagai Gubernur ada yang menyebut beliau sebagai RAJA), Hal ini merupakan pembauran data. Berdasarkan Data dari (5)poster silsilah Rabitah Azmatkhan yang disusun dari berbagai sumber, ternyata Lembu Suro adalah Ayah mertua dari Haryo Tejo (kakek Sunan Kalijaga) dari istri lain beliau.

Jadi Haryo Tejo tercatat memiliki 2 istri yakni :
1. Putri Bupati Tuban (binti Haryo Dikoro)
2. Putri Raja Surabaya (binti Haryo Lembu Suro).

Kedua istri beliau tersebut ternyata diketahui sama-sama berjalur keturunan dari Ronggo Lawe alias Teja Laku alias Syeikh Jali Khalwati keturunan Sayyidina Abbas. Namun karena berbeda ibu, Tumenggung Wilatikta & putra beliau Sunan Kalijaga sebenarnya tidak memiliki hubungan darah dengan Lembu Suro, namun diakibatkan Lembu Suro dikenal di beberapa masyarakat umum sebagai ayah dari Haryo Tejo, (padahal ayah mertua dr istri lain beliau) sehingga nama beliau di sebagian versi terbaur dalam data silsilah Sunan Kalijaga.    

Putri dari Lembu Suro hasil dari pernikahannya dengan Putri dari Prabu Brawijaya III Majapahit ; dinikahi oleh Haryo Tejo Bupati Tuban ke-7 lantas menghasilkan seorang Putri (saudari lain ibu dari wilatikta) bernama Dewi Condrowati yang lantas dinikahi Sunan Ampel dan menghasilkan beberapa keturunan antara lain Sunan Bonang, Sunan Drajat dll. Dari sini menjadi jelas beberapa keturunan Sunan Ampel (beliau juga punya beberapa istri lainnya) memiliki tautan darah dari garis perempuan ke Sayyidina Abbas pula, namun bukan melalui para Bupati Tuban di atas Haryo Tejo seperti yang diduga sebelumnya namun melalui jalur Lembu Suro Raja Surabaya yang juga keturunan Sayyidina Abbas.

VI. SUMBER-SUMBER :

1.       Silsilah Sunan Kalijaga keluaran Yayasan Sunan Kalijaga Kadilangu Demak anggota dari Perhimpunan Pemangku Makam Auliya’ se-Jawa (PPMA), tanpa mengurangi rasa hormat silsilah versi ini belum lengkap, namun amat berharga sebagai acuan dasar jalur leluhur Al-Abbas ke Sunan Kalijaga dan para Bupati Tuban pada masa-masa awal.
2.       Silsilah Sunan Kalijaga jalur Arab versi Al-Abbas yg tertulis di buku Asal-Usul Para Wali, Susuhunan, Sultan, Dsb. Di Indonesia karya Prof. H.S. Tharick Chehab
3.       Silsilah Sunan Kalijaga jalur Arab versi Al-Abbas yang tertulis di “De Handramaut et les Colonies Arabes dan’l Archipel Indian” Karya Mr. C.L.N. Van den Berg, yang dikutip Umar Hasyim, dalam Sunan Kalijaga, Penerbit Menara, Kudus, 1974, hlm. 4
4.       Silsilah Sunan Kalijaga sbg turunan Jawa yg bersumber dr keturunannya sendiri yg tertulis dalam : Sunan Kalijaga, Penerbit Menara, Kudus, 1974, hlm. 5 karya Umar Hasyim
Hanya tertulis jalurnya (belum dilengkapi ke atasnya) : adipati Ronggolawe (Bupati Tuban) -> Aria Teja I (bupati Tuban) -> Aria Teja II (Bupati Tuban) -> Aria Teja III (Bupati Tuban) -> Raden Tumenggung Wilatikta (Bupati Tuban) -> Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).
5.       Poster Silsilah Nasab Rabithah Azmatkhan / IKAZHI
6.       Sejarah para Adipati Tuban dari BABAD TUBAN disarikan di :
7.       Wikipedia mengenai Bani Abbas dan keturunannya :
8.      Silsilah Sunan Kalijaga yang bernasab ke Rasulullah, bersumber pada:
a.       Kitab Syajaroh & Tarikh Al Azamat Khan  dikutip dalam “Sejarah  & Silsilah dari Nabi Muhammad SAW ke Walisongo oleh Drs. Aburumi Zainal Lc. – Habib Zainal Abidin Assegaf sebagai data Naqobatul Asyrof
b.      Kitab Syamsud Dhahirah, Karya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur sebagai data Rabithah Alawiyyah
c.       Kitab Nasab Wali Songo, Karya Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini